UCAPAN TERIMAKASIH
Pertama–tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah
SWT Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan rahmat, hidayah, serta inayah_Nya
sehingga Tesis dengan judul “Strategi Pengembangan Kuta Lombok sebagai
Destinasi Pariwisata Berkelanjutan” ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar–besarnya
kepada
Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD KEMD, selaku Rektor Universitas
Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana.
Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K)., selaku Direktur Program
Pascasarjana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi
mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Bapak Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, MAppSc., Ph.D., selaku Asisten Direktur (Asdir)
II Program Pascasarjana Universitas Udayana serta sebagai pembimbing I yang
dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran selama penyelesaian
tesis ini. Bapak Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., selaku Ketua Program Studi Magister Kajian Pariwisata,
Program Pascasarjana Universitas Udayana sekaligus sebagai Penguji yang telah
memberikan fasilitas dan kesempatan mengikuti perkuliahan, serta masukan,
saran, dan koreksi sehingga tesis ini
dapat terselesaikan. Bapak
Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP, selaku Sekretaris Program Studi Magister Kajian Pariwisata,
Program Pascasarjana Universitas Udayana serta sebagai Pembimbing II yang
dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran selama menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terimakasih sebesar–besarnya juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir.
Made Antara, MS, selaku penguji tesis ini yang telah memberikan masukan, saran, dan koreksi
sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Bapak Prof. Dr. Drs. A.A. Ngurah Anom
Kumbara, MS, selaku penguji tesis ini yang juga telah memberikan masukan,
saran, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
Penulis juga
menyampaikan rasa terimakasih kepada Bapak dan Ibu Dosen pada Program Magister,
Program Studi Magister Kajian
Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana, yang dengan penuh rasa
pengabdian memberikan perkuliahan selama menempuh pendidikan. Seluruh Staff sekretariat Program Magister,
Program studi Magister Kajian
Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana, yang telah banyak
memberikan dukungan dan bantuan demi kelancaran proses perkuliahan. Rekan-rekan
mahasiswa Program Magister, Program Studi Magister Kajian Pariwisata,
Program Pascasarjana Universitas Udayana atas dukungan dan kerjasama yang baik
selama berlangsunganya perkuliahan. Terimakasih juga saya sampaikan kepada teman–teman seperjuangan (Nurdin, SST.Par, Ibrahim, SS, Wahyu Khalik, SST.Par
dan Ander Seriwi, Amd.Par) atas
bantuan dan dukungannya.
Rasa terimakasih dan dedikasi yang tak terhingga penulis ucapkan kepada
Ayah dan Ibu
(Amaq Rumenap (Gede.L.Rede) dan Inaq Rumenap (Bq.Ginim)) yang selalu meberikan dukungan dan do’a,
kakak (Rumenap), adik–adik (Sumarta & Mardiana)
dan keluarga besar, Bapak dan
Ibu mertua (L.Ibrahim dan Zahrah), keponakan (Arya, Icha, Nisa, Putri dan Gina)
dengan
penuh pengorbanan telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan pendidikan Strata-2
(S2)
pada Program Magister. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada istri dan anak tercinta (Baiq Wini Aryani, Amd. Keb. & Lalu Gede Galih
Trasna Anwin) yang telah
memberikan
banyak inspirasi dan dukungan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis
ini.
Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat_Nya
kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini.
Akhir kata, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk
penyempurnaan pada penulisan-penulisan berikutya.
Denpasar, Maret 2015
Penulis
|
ABSTRACT
DEVELOPMENT
STRATEGY OF KUTA LOMBOK
AS A SUSTAINABLE TOURISM DESTINATION
Kuta Lombok is one of a potential tourism destination
in Lombok, however it is still undeveloped yet. Considering of undeveloped yet,
it is need to be develop as a better and focused on sustainability aspect. The
beauty of nature and social culture are potentials to be develop as tourism
attractions that can be supporting the development program.
The
research aims were identifying and
analyzing potency of Kuta Lombok as a sustainable tourism destination, the factors
that become obstacles, and formulating the strategy and program. This research
applied theory of planning and theory of tourism area life
cycle. The data were collected by
observation, in–depth interviews, and documentation studies. Data was analyzed
by descriptive qualitative method, and analysis of matrix SWOT (Strengths,
Weakness, Opportunities, and Threats).
Through
interpretation with descriptive qualitative analysis and analysis of SWOT are
found that, Kuta Lombok is very potential to be developing as a sustainable
tourism destination with the natural and socio-cultural potencies. The beauty
of nature, sea and exotic beach of white sand with several of types, is a
potential of natural potency. Social-cultural potency are consists of the
uniqueness of community tradition and cultural as such; Sasak traditional
ceremony, craft and traditional arts, there also traditions of core event named
“Bau Nyale” which is celebrated in every years. Eventhough, there also obstacles
became hamper as such; human resources, management of tourism destination, the lack
of public awareness in preventing of the cleanliness and environmental
sustainability, also security and comfort. The development and solution of
those obstacles are by applied strategies are as follows; strategy of strength–opportunity
(S–O) with development strategy of tourism destination, and development
strategy of tourism attraction., strategy of strength–threat (S–T) with improvement
strategy of environmental quality and development strategy of sustainable tourism,
strategy of weakness–opportunity (W–O) with promotion strategy of tourism destination
and improvement strategy of security and comfort, whereas strategy of weakness–threat
(W–T) with development strategy of human resources and development strategy of institutional
and management of destination.
Related to the
results of this research are expected to be contributing within formulated planning
and development strategy of Kuta Lombok as a sustainable tourism destination will
be better in the future. The development will give positive impact toward
economic of community especially for local community. The sustainability of
tradition and local culture also improvement of environmental quality will be
better.
Keywords:
development strategy, sustainable tourism destination
ABSTRAK
STRATEGI
PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK
SEBAGAI DESTINASI
PARIWISATA BERKELANJUTAN
Kuta Lombok merupakan salah satu kawasan
pariwisata yang potensial di Lombok, meskipun demikian masih belum
berkembang. Mengingat masih
belum berkembang maka memerlukan pengembangan
yang lebih baik lagi dengan tetap menitikberatkan pada aspek keberlanjutannya. Keindahan
alam dan sosial budaya merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi daya
tarik wisata yang mendukung program pengembangannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengkaji potensi,
kendala serta memformulasikan strategi yang
tepat untuk diterapkan dalam pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi
pariwisata berkelanjutan. Teori yang
digunakan adalah teori perencanaan dan teori siklus hidup destinasi (tourism area life
cycle). Metode pengumpulan data menggunakan metode
observasi, wawancara mendalam (in–depth
interview), dan
studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif
kualitatif, dan analisis matrik
SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities,
Threats).
Melalui tafsir dengan analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT
ditemukan bahwa, Kuta Lombok sangat layak untuk dikembangkan menjadi destinasi
pariwisata berkelanjutan, dengan potensi alam dan potensi sosial budaya. Keindahan alam, laut serta pantainya dengan
hamparan pasir putihnya yang
eksotis dengan berbagai bentuk merupakan
potensi alam yang sangat potensial. Potensi sosial budaya terdiri dari keunikan tradisi dan budaya masyarakat lokal seperti; upacara adat
sasak, kerajinan dan kesenian tradisional, tradisi “Bau Nyale” yang dilaksanakan setiap tahunnya. Meskipun demikian, terdapat beberapa kendala yang
menghambat di antaranya adalah sebagai berikut; sumber
daya manusia, manajemen destinasi pariwisata, masih
rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan, serta keamanan dan
kenyamanan. Pengembangan potensi dan solusi dari kendala
tersebut dilakukan dengan menerapkan strategi-strategi sebagai berikut; strength–opportunity (S–O) dengan strategi
pengembangan destinasi pariwisata dan strategi
pengembangan daya tarik wisata, strategi strength–threat
(S–T) dengan strategi
peningkatan kualitas lingkungan dan strategi
pengembangan pariwisata berkelanjutan, strategi weakness–opportunity
(W–O) dengan strategi promosi
destinasi pariwisata dan strategi
peningkatan keamanan dan kenyamanan, dan strategi weakness–threat
(W–T) dengan strategi
pengembangan sumber daya manusia dan strategi pengembangan kelembagaan dan
manajemen destinasi.
Terkait dengan hasil penelitian ini, diharapkan memberikan kontribusi dalam
membuat perencanaan dan strategi pengembangan Kuta Lombok sebagai
destinasi pariwisata berkelanjutan agar menjadi lebih baik kedepannya. Pengembangan
tersebut nantinya dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian
masyarakat, terutama masyarakat setempat. Kelestarian tradisi dan budaya lokal
serta peningkatan kualitas lingkungan menjadi lebih baik.
Kata kunci:
strategi pengembangan, destinasi pariwisata berkelanjutan
RINGKASAN
Lombok
merupakan pulau kecil dengan luas 5435 km2 dan merupakan pulau dengan peringkat 108 dari
daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia. Mengingat Lombok merupakan pulau
kecil maka, segala pembangunan dan pengembangan termasuk pengembangan
kepariwisataannya yang idealnya menitikberatkan pada aspek keberlanjutannya,
baik itu dalam aspek ekonomi, sosial budaya dan lingkungan.
Kepariwisataan di Lombok secara umum masih belum
berkembang jika dibandingkan dengan kepariwisataan di Bali yang merupakan barometer
kepariwisataan di Indonesia. Pengembangan kepariwisataan di Lombok sangat perlu
dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendukung perkembangan kepariwisataan
nasional, mengingat Lombok merupakan salah satu Destinasi Pariwisata Nasiona
(DPN) yaitu destinasi Lombok–Gili Tramena dan sekitarnya sesuai dengan
peraturan pemerintah (PP) nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional (Ripparnas).
Meskipun demikian, kepariwisataan di
Lombok hingga saat ini masih sangat bergantung pada Bali. Hal tersebut
disebabkan karena ketersediaan fasilitas pendukung kepariwisataan di Lombok
masih sangat terbatas, mulai dari akses hingga infrastrukturnya. Selain itu,
sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Lombok rata-rata wisatawan yang
telah berkunjung ke Bali terlebih dahulu, karena Bali merupakan titik
distribusi pariwisata ke Lombok dan Indonesia pada umumnya. Jadi ketika
pariwisata Bali dilanda krisis akibat bom dahsyat pada tahun 2002 dan 2005
sangat berdampak buruk pada kepariwisataan di Lombok hal tersebut terlihat dari
menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Lombok. Berbeda halnya dengan kerusuhan sosial yang berlangsung selama tiga hari di Lombok
pada bulan Januari 2000 secara spontan membuat industri pariwisata di Lombok
merasakan efek berat dari tragedi tersebut, namun tidak mempengaruhi kegiatan
kepariwisataan di Bali meskipun jarak Lombok dengan Bali begitu dekat (Putra,
2010:49-53).
Mengingat kepariwisataan di Lombok
belum berkembang maka sangat perlu untuk dilakukakn pengembangan yang lebih
baik lagi dengan tetap menitikberatkan pada aspek keberlanjutannya. Keindahan
alam dan sosial budaya di Lombok merupakan potensi yang dapat dikembangkan
menjadi salah satu daya tarik wisata yang dapat mendukung pengembangannya.
Seperti halnya Bali yang meiliki
Kuta sebagai salah satu destinasi pariwisata yang sangat terkenal. Lombok juga
memiliki Kuta sebagai salah salah satu kawasan
pariwisata yang potensial, namun Kuta Lombok tidak seterkenal dan seramai di
Kuta Bali, karena masih belum berkembang. Kuta Lombok merupakan salah satu
kawasan dari 9 (Sembilan) kawasan pariwisata di Lombok (Perda No. 9 tahun 1989
tentang penetapan 15 kawasan pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat). Kuta
Lombok merupakan kawasan pariwisata yang terletak bagian selatan Pulau Lombok
yaitu di Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, berjarak adalah sekitar 10 km
atau perjalanan + 20–30 menit dari dan ke Bandara Internasional Lombok
(BIL), serta jarak dari Kota Mataram ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
adalah sekitar 50 km.
Pada
tahun 2013 pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah mengeluarkan peraturan
daerah (Perda) Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana
Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Ripparda) yang menetapkan bahwa Kuta
Lombok merupakan Kawasan Strategis
Pariwisata Daerah (KSPD). Hal ini sejalan dengan Peraturan Derah (Perda) pemerintah
Kabupaten Lombok Tengah nomor 7 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Lombok Tengah tahun 2011-2031 yang menyebutkan bahwa Kuta
Lombok merupakan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang berlokasi di Kabupaten
Lombok Tengah dengan sektor unggulan pariwisata dan industri.
Meskipun
Kuta Lombok sangat potensial untuk dikembangakan, namun hingga saat ini
kepariwisataan di Kuta Lombok masih belum berkembang. Berbeda halnya dengan
kawasan wisata Senggigi di Kabupaten Lombok Barat dan Gili Trawangan di
Kabupaten Lombok Utara. Dua kawasan pariwisata tersebut lebih berkembang dibandingkan
dengan Kuta Lombok. Senggigi dan Gili Trawangan merupakan dua kawasan
pariwisata yang berkembang di Pulau Lombok. Belum berkembangnya kepariwisataan di
Kuta Lombok tentu memerlukan upaya yang serius terutama dari pemerintah maupun
pihak terkait lainnya untuk mendorong pengembangan tersebut. Sebab, berkembang
atau tidaknya kepariwisataan di Kuta Lombok mempengaruhi perkembangan
kepariwisataan di Pulau Lombok khususnya dan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada
umumnya., oleh sebab itu, perlu adanya langkah-langkah kongkrit dan strategis
untuk mengembangkannya dengan menekankan pada konsep pengembangan Kuta Lombok
sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan.
Bertitik tolak dari permasalahan kesenjangan yang ada, maka dilakukan
penelitian untuk dapat merumus dan memformulasikan strategi yang relevan. Penelitian
ini, menitikberatkan pada strategi
pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengkaji
mengenai; (1) potensi, (2) kendala, dan (3) formulasi strategi
yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi
pariwisata berkelanjutan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan serta referensi tambahan untuk pengembangan suatu daerah, wilayah
ataupun kawasan menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan, serta dapat berkontrbusi dalam pengembangan
pariwisata yang berbasis pembangunan berkelanjutan. Penelitian telah dilaksanakan di Kuta Lombok,
tepatnya di Desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Melalui identifikasi, analisis dan kajian mengenai potensi sebagai
faktor pendorong atau pendukung pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi
pariwisata berkelanjutan ditemukan bahwa potensi Kuta Lombok sangat layak untuk
dikembangkan menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan. Potensi yang alam dan
potensi sosial budaya sangat layak untuk dikembangkan sebagai atraksi atau daya
tarik wisata sebagai faktor pendukung dalam pengembangannya. Keindahan
alam, laut serta pantainya dengan hamparan pasir putihnya yang sangat eksotis dengan berbagai
bentuk, ada yang halus
seperti tepung dan ada juga yang berbetuk bulat seperti merica yang sangat
indah merupakan potensi alam yang tidak dimiliki oleh daerah lain dan hal
tersebut sangat digemari oleh wisatawan. Potensi sosial budaya yang terdiri dari keunikan tradisi dan
budaya masyarakat setempat seperti; upacara adat sasak, kerajinan dan
kesenian tradisional, tradisi “Bau Nyale”
yang dilaksanakan setiap tahunnya.
Pengembangan Kuta Lombok sulit terwujud meskipun potensi sangat layak
dan potensial. Hal tersebut dikarenakan beberapa kendala atau faktor penghambat
dalam pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan di antaranya
sebagai berikut; sumber daya manusia., manajemen destinasi pariwisata., masih rendahnya kesadaran
masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan., serta keamanan dan kenyamanan yang meliputi; penataan dan pengelolaan areal atau tempat
parkir, ketersediaan fasilitas toilet umum, perilaku pedagang asongan yang
terlalu agresif,
keberadaan warung dan pedagang kaki lima yang masih belum tertata dengan baik, serta stabilitas politik dan isu terkait suku, agama
dan ras (SARA). Kendala-kendala penghambat tersebut dapat ditangani dengan menerapkan
atau mengaplikasikan beberapa strategi tepat sebagaimana yang telah ditemukan
dalam penelitian ini.
Analisis serta kajian terhadap potensi dan kendala yang menghambat pengembangan
Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan menunjukan bahwa,
diperlukan adanya startegi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan
tersebut. Melalui tafsir atau analisis deskriptif kualitatif dan analisis matriks
SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities,
Threats) telah ditemukan beberapa strategi alternatif yang dapat diterapkan.
Strategi-stategi tersebut disususn berdasarkan pertimbangan tentang kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman.
Strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan Kuta Lombok sebagai
destinasi pariwisata berkelanjutan adalah sebagai berikut; Strategi
strength–opportunity (S-O) merupakan strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang, sehingga menghasilkan strategi
pengembangan destinasi pariwisata dan strategi pengembangan daya tarik wisata.
Kekuatan yang dimilikinya harus digunakan dengan semaksimal mungkin agar dapat
memanfaatkan segala peluang yang ada dengan sebaik-baiknya. Strategi strength–threat (S-T)
merupakan
strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, dimana strategi
yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah strategi peningkatan kualitas
lingkungan dan strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan. Strategi weakness–opportunity (W-O) meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang, ini merupakan strategi yang sangat penting digunakan
dalam pengembangan sebuah destinasi pariwisata. Sehingga strategi yang
ditemukan dalam penelitian ini adalah strategi pengembangan promosi destinasi
pariwisata dan strategi peningkatan keamanan dan kenyamanan. Strategi weakness–threat (W-T) merupakan strategi
yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman merupakan strategi yang
mendukung dalam pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata
berkelanjutan dan dalam strategi ini menghasilkan strategi pengembangan sumber
daya manusia dan strategi pengembangan
kelembagaan dan manajemen destinasi.
Potensi alam dan sosial budaya yang dimiliki Kuta Lombok merupakan
potensi yang sangat layak dan potensial untuk pengembangannya sebagai destinasi
pariwisata berkelanjutan. Meskipun terdapat beberapa kendala yang menghambat
pengembangan tersebut namun, terdapat pula beberapa strategi yang tepat untuk mengatasi
kendala-kendala tersebut dengan memaksimal segala potensi yang dimilikinya,
baik berupa kekuatan maupuan peluang.
Dalam pengembangan Kuta Lombok sebagai
destinasi pariwisata berkelanjutan perlu adanya peningkatan sumber daya manusia
khususnya di sektor pariwisata, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal
tersebut sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta
menunjang pengelolaan (manajemen) destinasi pariwisata yang baik cermat dan
efektif.
Mengingat Kuta Lombok memiliki keindahan
alam yang eksotis, maka kebersihan dan kelestarian lingkungan mutlak
diperlukan. Penerapan konsep wisata ramah lingkungan diperlukan untuk mendukung
pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Selain hal tesebut, masih perlu
dilakukan penataan serta pembinaan terhadap warung, pedagang kaki lima maupun
pedagang asongan yang ada di Kuta Lombok agar tidak terlalu agresif. Peningkatan
keamanan dan kenyamanan di Kuta Lombok dengan adanya kerjasama yang baik dengan
semua pihak termasuk pihak terkait, dengan melibatkan semua elemen masyarakat, stakeholder, pelaku pariwisata, maupun
pemerintah. Selain itu, penataan destinasi dan inventarisasi daya tarik wisata
di Kuta Lombok harus dilakukan dengan detail dan sebaik mungkin. Sehingga semua
daya tarik wisata dapat dikembangkan sebagai pendukung kepariwisataan di Kuta
Lombok. manajemen destinasi pariwisata di Kuta Lombok sebaiknya dilakukan dengan
pendekatan spiritual, realitas sosiologis masyarakat di destinasi pariwisata,
dan pembangunan berkelanjutan.