Saturday, April 18, 2015

STRATEGI PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA BERKELANJUTAN



UCAPAN TERIMAKASIH


Pertama–tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan rahmat, hidayah, serta inayah_Nya sehingga Tesis dengan judul “Strategi Pengembangan Kuta Lombok sebagai Destinasi Pariwisata Berkelanjutan” ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar–besarnya kepada Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD KEMD, selaku Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K)., selaku Direktur Program Pascasarjana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Bapak Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, MAppSc., Ph.D., selaku Asisten Direktur (Asdir) II Program Pascasarjana Universitas Udayana serta sebagai pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran selama penyelesaian tesis ini. Bapak Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., selaku Ketua Program Studi Magister Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana sekaligus sebagai Penguji yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan mengikuti perkuliahan, serta masukan, saran, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP, selaku Sekretaris Program Studi Magister Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana serta sebagai Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran selama menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terimakasih sebesar–besarnya  juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS, selaku penguji tesis ini yang telah memberikan masukan, saran, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Bapak Prof. Dr. Drs. A.A. Ngurah Anom Kumbara, MS, selaku penguji tesis ini yang juga telah memberikan masukan, saran, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
Penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Bapak dan Ibu Dosen pada Program Magister, Program Studi Magister Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana, yang dengan penuh rasa pengabdian memberikan perkuliahan selama menempuh pendidikan. Seluruh Staff sekretariat Program Magister, Program studi Magister Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana, yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan demi kelancaran proses perkuliahan. Rekan-rekan mahasiswa Program Magister, Program Studi Magister Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana atas dukungan dan kerjasama yang baik selama berlangsunganya perkuliahan. Terimakasih juga saya sampaikan kepada teman–teman seperjuangan (Nurdin, SST.Par, Ibrahim, SS, Wahyu Khalik, SST.Par dan Ander Seriwi, Amd.Par) atas bantuan dan dukungannya.
Rasa terimakasih dan dedikasi yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayah dan Ibu (Amaq Rumenap (Gede.L.Rede) dan Inaq Rumenap (Bq.Ginim)) yang selalu meberikan dukungan dan do’a, kakak (Rumenap), adik–adik (Sumarta & Mardiana) dan keluarga besar, Bapak dan Ibu mertua (L.Ibrahim dan Zahrah), keponakan (Arya, Icha, Nisa, Putri dan Gina) dengan penuh pengorbanan telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis untuk dapat menyelesaikan pendidikan Strata-2 (S2) pada Program Magister. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada istri dan anak tercinta (Baiq Wini Aryani, Amd. Keb. & Lalu Gede Galih Trasna Anwin) yang telah memberikan banyak inspirasi dan dukungan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini.
Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat_Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini. Akhir kata, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan  pada penulisan-penulisan berikutya.








Denpasar, Maret 2015



Penulis



ABSTRACT

DEVELOPMENT STRATEGY OF KUTA  LOMBOK
AS A SUSTAINABLE TOURISM DESTINATION

Kuta Lombok is one of a potential tourism destination in Lombok, however it is still undeveloped yet. Considering of undeveloped yet, it is need to be develop as a better and focused on sustainability aspect. The beauty of nature and social culture are potentials to be develop as tourism attractions that can be supporting the development program.     
The research aims were identifying and analyzing potency of Kuta Lombok as a sustainable tourism destination, the factors that become obstacles, and formulating the strategy and program. This research applied theory of planning and theory of tourism area life cycle. The data were collected by observation, in–depth interviews, and documentation studies. Data was analyzed by descriptive qualitative method, and analysis of matrix SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threats).
Through interpretation with descriptive qualitative analysis and analysis of SWOT are found that, Kuta Lombok is very potential to be developing as a sustainable tourism destination with the natural and socio-cultural potencies. The beauty of nature, sea and exotic beach of white sand with several of types, is a potential of natural potency. Social-cultural potency are consists of the uniqueness of community tradition and cultural as such; Sasak traditional ceremony, craft and traditional arts, there also traditions of core event named “Bau Nyale” which is celebrated in every years. Eventhough, there also obstacles became hamper as such; human resources, management of tourism destination, the lack of public awareness in preventing of the cleanliness and environmental sustainability, also security and comfort. The development and solution of those obstacles are by applied strategies are as follows; strategy of strength–opportunity (S–O) with development strategy of tourism destination, and development strategy of tourism attraction., strategy of strength–threat (S–T) with improvement strategy of environmental quality and development strategy of sustainable tourism, strategy of weakness–opportunity (W–O) with promotion strategy of tourism destination and improvement strategy of security and comfort, whereas strategy of weakness–threat (W–T) with development strategy of human resources and development strategy of institutional and management of destination.
Related to the results of this research are expected to be contributing within formulated planning and development strategy of Kuta Lombok as a sustainable tourism destination will be better in the future. The development will give positive impact toward economic of community especially for local community. The sustainability of tradition and local culture also improvement of environmental quality will be better.          








Keywords: development strategy, sustainable tourism destination
ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK
SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA BERKELANJUTAN


Kuta Lombok merupakan salah satu kawasan pariwisata yang potensial di Lombok, meskipun demikian masih belum berkembang. Mengingat masih belum berkembang maka memerlukan pengembangan yang lebih baik lagi dengan tetap menitikberatkan pada aspek keberlanjutannya. Keindahan alam dan sosial budaya merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata yang mendukung program pengembangannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengkaji potensi, kendala serta memformulasikan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. Teori yang digunakan adalah teori perencanaan dan teori siklus hidup destinasi (tourism area life cycle). Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara mendalam (in–depth interview), dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif, dan analisis matrik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats).
Melalui tafsir dengan analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT ditemukan bahwa, Kuta Lombok sangat layak untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan, dengan potensi alam dan potensi sosial budaya. Keindahan alam, laut serta pantainya dengan hamparan pasir putihnya yang eksotis dengan berbagai bentuk merupakan potensi alam yang sangat potensial. Potensi sosial budaya terdiri dari keunikan tradisi dan budaya masyarakat lokal seperti; upacara adat sasak, kerajinan dan kesenian tradisional, tradisi “Bau Nyale” yang dilaksanakan setiap tahunnya. Meskipun demikian, terdapat beberapa kendala yang menghambat di antaranya adalah sebagai berikut; sumber daya manusia, manajemen destinasi pariwisata, masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, serta keamanan dan kenyamanan. Pengembangan potensi dan solusi dari kendala tersebut dilakukan dengan menerapkan strategi-strategi sebagai berikut; strength–opportunity (S–O) dengan strategi pengembangan destinasi pariwisata dan strategi pengembangan daya tarik wisata, strategi strength–threat (S–T) dengan strategi peningkatan kualitas lingkungan dan strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan, strategi weakness–opportunity (W–O) dengan strategi promosi destinasi pariwisata dan strategi peningkatan keamanan dan kenyamanan, dan strategi weakness–threat (W–T) dengan strategi pengembangan sumber daya manusia dan strategi pengembangan kelembagaan dan manajemen destinasi.
Terkait dengan hasil penelitian ini, diharapkan memberikan kontribusi dalam membuat perencanaan dan strategi pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan agar menjadi lebih baik kedepannya. Pengembangan tersebut nantinya dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat, terutama masyarakat setempat. Kelestarian tradisi dan budaya lokal serta peningkatan kualitas lingkungan menjadi lebih baik.




Kata kunci: strategi pengembangan, destinasi pariwisata berkelanjutan
RINGKASAN


Lombok merupakan pulau kecil dengan luas 5435 km2  dan merupakan pulau dengan peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia. Mengingat Lombok merupakan pulau kecil maka, segala pembangunan dan pengembangan termasuk pengembangan kepariwisataannya yang idealnya menitikberatkan pada aspek keberlanjutannya, baik itu dalam aspek ekonomi, sosial budaya dan lingkungan.
Kepariwisataan di Lombok secara umum masih belum berkembang jika dibandingkan dengan kepariwisataan di Bali yang merupakan barometer kepariwisataan di Indonesia. Pengembangan kepariwisataan di Lombok sangat perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendukung perkembangan kepariwisataan nasional, mengingat Lombok merupakan salah satu Destinasi Pariwisata Nasiona (DPN) yaitu destinasi Lombok–Gili Tramena dan sekitarnya sesuai dengan peraturan pemerintah (PP) nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas).
Meskipun demikian, kepariwisataan di Lombok hingga saat ini masih sangat bergantung pada Bali. Hal tersebut disebabkan karena ketersediaan fasilitas pendukung kepariwisataan di Lombok masih sangat terbatas, mulai dari akses hingga infrastrukturnya. Selain itu, sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Lombok rata-rata wisatawan yang telah berkunjung ke Bali terlebih dahulu, karena Bali merupakan titik distribusi pariwisata ke Lombok dan Indonesia pada umumnya. Jadi ketika pariwisata Bali dilanda krisis akibat bom dahsyat pada tahun 2002 dan 2005 sangat berdampak buruk pada kepariwisataan di Lombok hal tersebut terlihat dari menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Lombok.  Berbeda halnya dengan kerusuhan sosial  yang berlangsung selama tiga hari di Lombok pada bulan Januari 2000 secara spontan membuat industri pariwisata di Lombok merasakan efek berat dari tragedi tersebut, namun tidak mempengaruhi kegiatan kepariwisataan di Bali meskipun jarak Lombok dengan Bali begitu dekat (Putra, 2010:49-53).
Mengingat kepariwisataan di Lombok belum berkembang maka sangat perlu untuk dilakukakn pengembangan yang lebih baik lagi dengan tetap menitikberatkan pada aspek keberlanjutannya. Keindahan alam dan sosial budaya di Lombok merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi salah satu daya tarik wisata yang dapat mendukung pengembangannya.
Seperti halnya Bali yang meiliki Kuta sebagai salah satu destinasi pariwisata yang sangat terkenal. Lombok juga memiliki Kuta sebagai salah salah satu kawasan pariwisata yang potensial, namun Kuta Lombok tidak seterkenal dan seramai di Kuta Bali, karena masih belum berkembang. Kuta Lombok merupakan salah satu kawasan dari 9 (Sembilan) kawasan pariwisata di Lombok (Perda No. 9 tahun 1989 tentang penetapan 15 kawasan pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat). Kuta Lombok merupakan kawasan pariwisata yang terletak bagian selatan Pulau Lombok yaitu di Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, berjarak adalah sekitar 10 km atau perjalanan + 20–30 menit dari dan ke Bandara Internasional Lombok (BIL), serta jarak dari Kota Mataram ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah sekitar 50 km.
Pada tahun 2013 pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah mengeluarkan peraturan daerah (Perda) Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Ripparda) yang menetapkan bahwa Kuta Lombok  merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD). Hal ini sejalan dengan Peraturan Derah (Perda) pemerintah Kabupaten Lombok Tengah nomor 7 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lombok Tengah tahun 2011-2031 yang menyebutkan bahwa Kuta Lombok merupakan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah dengan sektor unggulan pariwisata dan industri.
Meskipun Kuta Lombok sangat potensial untuk dikembangakan, namun hingga saat ini kepariwisataan di Kuta Lombok masih belum berkembang. Berbeda halnya dengan kawasan wisata Senggigi di Kabupaten Lombok Barat dan Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara. Dua kawasan pariwisata tersebut lebih berkembang dibandingkan dengan Kuta Lombok. Senggigi dan Gili Trawangan merupakan dua kawasan pariwisata yang berkembang di Pulau Lombok. Belum berkembangnya kepariwisataan di Kuta Lombok tentu memerlukan upaya yang serius terutama dari pemerintah maupun pihak terkait lainnya untuk mendorong pengembangan tersebut. Sebab, berkembang atau tidaknya kepariwisataan di Kuta Lombok mempengaruhi perkembangan kepariwisataan di Pulau Lombok khususnya dan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada umumnya., oleh sebab itu, perlu adanya langkah-langkah kongkrit dan strategis untuk mengembangkannya dengan menekankan pada konsep pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan.
Bertitik tolak dari permasalahan kesenjangan yang ada, maka dilakukan penelitian untuk dapat merumus dan memformulasikan strategi yang relevan. Penelitian ini, menitikberatkan pada  strategi pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengkaji mengenai; (1) potensi, (2) kendala, dan (3) formulasi strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta referensi tambahan untuk pengembangan suatu daerah, wilayah ataupun kawasan menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan, serta dapat berkontrbusi dalam pengembangan pariwisata yang berbasis pembangunan berkelanjutan. Penelitian telah dilaksanakan di Kuta Lombok, tepatnya di Desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Melalui identifikasi, analisis dan kajian mengenai potensi sebagai faktor pendorong atau pendukung pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan ditemukan bahwa potensi Kuta Lombok sangat layak untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata berkelanjutan. Potensi yang alam dan potensi sosial budaya sangat layak untuk dikembangkan sebagai atraksi atau daya tarik wisata sebagai faktor pendukung dalam pengembangannya. Keindahan alam, laut serta pantainya dengan hamparan pasir putihnya yang sangat eksotis dengan berbagai bentuk, ada yang halus seperti tepung dan ada juga yang berbetuk bulat seperti merica yang sangat indah merupakan potensi alam yang tidak dimiliki oleh daerah lain dan hal tersebut sangat digemari oleh wisatawan. Potensi sosial budaya yang terdiri dari keunikan tradisi dan budaya masyarakat setempat seperti; upacara adat sasak, kerajinan dan kesenian tradisional, tradisi “Bau Nyale” yang dilaksanakan setiap tahunnya.
Pengembangan Kuta Lombok sulit terwujud meskipun potensi sangat layak dan potensial. Hal tersebut dikarenakan beberapa kendala atau faktor penghambat dalam pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan di antaranya sebagai berikut; sumber daya manusia., manajemen destinasi pariwisata., masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan., serta keamanan dan kenyamanan yang meliputi; penataan dan pengelolaan areal atau tempat parkir, ketersediaan fasilitas toilet umum, perilaku pedagang asongan yang terlalu agresif, keberadaan warung dan pedagang kaki lima yang masih belum tertata dengan baik, serta stabilitas politik dan isu terkait suku, agama dan ras (SARA). Kendala-kendala penghambat tersebut dapat ditangani dengan menerapkan atau mengaplikasikan beberapa strategi tepat sebagaimana yang telah ditemukan dalam penelitian ini.
Analisis serta kajian terhadap potensi dan kendala yang menghambat pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan menunjukan bahwa, diperlukan adanya startegi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan tersebut. Melalui tafsir atau analisis deskriptif kualitatif dan analisis matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) telah ditemukan beberapa strategi alternatif yang dapat diterapkan. Strategi-stategi tersebut disususn berdasarkan pertimbangan tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan adalah sebagai berikut; Strategi strength–opportunity (S-O) merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, sehingga menghasilkan strategi pengembangan destinasi pariwisata dan strategi pengembangan daya tarik wisata. Kekuatan yang dimilikinya harus digunakan dengan semaksimal mungkin agar dapat memanfaatkan segala peluang yang ada dengan sebaik-baiknya. Strategi strength–threat (S-T) merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, dimana strategi yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah strategi peningkatan kualitas lingkungan dan strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan. Strategi weakness–opportunity (W-O) meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, ini merupakan strategi yang sangat penting digunakan dalam pengembangan sebuah destinasi pariwisata. Sehingga strategi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah strategi pengembangan promosi destinasi pariwisata dan strategi peningkatan keamanan dan kenyamanan. Strategi weakness–threat (W-T) merupakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman merupakan strategi yang mendukung dalam pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan dan dalam strategi ini menghasilkan strategi pengembangan sumber daya manusia  dan strategi pengembangan kelembagaan dan manajemen destinasi.   
Potensi alam dan sosial budaya yang dimiliki Kuta Lombok merupakan potensi yang sangat layak dan potensial untuk pengembangannya sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. Meskipun terdapat beberapa kendala yang menghambat pengembangan tersebut namun, terdapat pula beberapa strategi yang tepat untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dengan memaksimal segala potensi yang dimilikinya, baik berupa kekuatan maupuan peluang.
Dalam pengembangan Kuta Lombok sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan perlu adanya peningkatan sumber daya manusia khususnya di sektor pariwisata, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta menunjang pengelolaan (manajemen) destinasi pariwisata yang baik cermat dan efektif.
Mengingat Kuta Lombok memiliki keindahan alam yang eksotis, maka kebersihan dan kelestarian lingkungan mutlak diperlukan. Penerapan konsep wisata ramah lingkungan diperlukan untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Selain hal tesebut, masih perlu dilakukan penataan serta pembinaan terhadap warung, pedagang kaki lima maupun pedagang asongan yang ada di Kuta Lombok agar tidak terlalu agresif. Peningkatan keamanan dan kenyamanan di Kuta Lombok dengan adanya kerjasama yang baik dengan semua pihak termasuk pihak terkait, dengan melibatkan semua elemen masyarakat, stakeholder, pelaku pariwisata, maupun pemerintah. Selain itu, penataan destinasi dan inventarisasi daya tarik wisata di Kuta Lombok harus dilakukan dengan detail dan sebaik mungkin. Sehingga semua daya tarik wisata dapat dikembangkan sebagai pendukung kepariwisataan di Kuta Lombok. manajemen destinasi pariwisata di Kuta Lombok sebaiknya dilakukan dengan pendekatan spiritual, realitas sosiologis masyarakat di destinasi pariwisata, dan pembangunan berkelanjutan.

No comments:

Post a Comment